Senin, 16 Februari 2015

Latar Belakang Jepang Menjajah Indonesia

Sejak Jepang berkembang menjadi negara Imperialis, sudah lama Jepang menginginkan daerah-daerah di bagian selatan seperti kawasan Asia Tenggara, Asia Timur, dan Pasifik Barat yang memang dikenal sebagai daerah penghasil bahan baku. Oleh karena itu, penyerbuan ke Pearl Harbour pada tanggal 8 Desember 1941 dimaksudkan untuk melumpuhkan kekuatan Amerika Serikat di Pasifik, sehingga ekspansi Jepang ke Negara-negara selatan berjalan lancar dan aman.
Penyerbuan ke arah selatan dilakukan oleh Angkatan Darat (Rikugun) dan Angkatan Laut  (Kaigun) dengan pembagian tugas sebagai berikut:
1.       Angkatan Darat bergerak dari Indo Cina untuk merebut Malaysia, Sumatera, Pulau Luzon dan Birma.
2.       Angkatan Laut bergerak dari Pearl Harbour ke  Mindanau, terus ke Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Irian, dan Pulau-pulau di lautan Pasifik.
Berkat penyerbuan Jepang tersebut, akhirnya Jepang berhasil menguasai Indonesia yng ditandai dengan penandatanganan penyerahan tidak bersyarat ( kapitulasi ) di Kalijati (Subang) pada tanggal 8 Maret 1942 antara Jendral Poorten (Belanda) dan Jendral Imamura (Jepang)
Kebijakan-kebijakan pada masa Pendudukan Jepang : Kebijaksanaan pemerintah pendudukan Jepang di Indonesia lebih di arahkan untuk tujuan memenangkan Perang Asia Timur Raya ( Asia Pasifik). Karena itu kebijakan-kebijakan pemerintah pendudukan Jepang adalah sebagai berikut.
a.       Pembentukan Pemerintahan Militer
Pemerintahan militer Jepang di Indonesia memiliki 3 Pemerintahan militer yaitu :
1.       Pemerintahan militer angkatan darat tentara ke-25, menguasai Sumatera dengan pusatnya di  Bukittinggi
2.       Pemerintahan militer angkatan darat tentara ke-16, menguasai Jawa dan Madura dengan pusatnya di Jakarta
3.       Pemerintahan militer angkatan laut armada ke-2, menguasai Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku dengan pusatnya di Ujung Pandang
Sedangkan susunan pemerintahan militer Jepang terdiri atas
a.       Gunshiraikan (panglima tentara) dengan pucuk pimpinan Saiko Shikikan (Panglima Tertinggi)
b.      Gunseikan(kepala pemerintahan militer)
c.       Gunseibu(koordinator pemerintahan militer daerah)
b.      Penanaman Sikap Kesetiaan
Untuk penanaman sikap kesetiaan, pemerintah pendudukan Jepang mengeluarkan kebijakan-kebijakan antara lain
a.       Kewajiban melaksanakan Upacara Sei Kerei, yaitu upacara menghormati matahari setiap pagi hari
b.      Kewajiban merayakan Hari Raya Tencosetsu yitu hari lahirnya kaisar Hirohito
c.       Menyebarkan semboyan propaganda Jepang yaitu
1.       Nippon Cahaya Asia
2.       Nippon Pelindung Asia
3.       Nippon Pemimpin Asia
d.      Indonesianisasi tidak dilarang seperti penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dan bahasa pengantar, pengibaran sang saka merah putih dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya
c.       Pembentukan Organisasi-organisasi Politik
Pada masa pendudukan Jepang, semua organisasi yang ada pada masa Hindi Belanda dibubarkan paksa oleh pemerintah. Sebagai gantinya pemerintah Jepang membentuk organisasi-organisasi yang tentunya untuk kepentingan Jepang seperti
1.       Gerakan 3 A
Gerakan 3 A dipimpin oleh Mr Samsudin dan dibantu tokoh-tokoh lain seperti Sutan Pamuncak dan Moh. Soleh. Gerakan 3 A ini dibentuk dengan tujuan mengembangkan propaganda Jepang. Gerakan 3 A akhirnya dibubarkan karena dinyatakan tidak berhasil menanamkan semboyan propaganda Jepang yang ditandai hanya sedikit dari bangsa Indonesia yang memberikan dukungan terhadap Jepang
2.       Pusat Tenaga Rakyat( Putera )
Organisasi ini dipimpin oleh Empat Serangkai yang terdiri dari Ir.Soekarno, Moh. Hatta, Ki Hajar dewantara dan K.H. Mas Mansur. Tujuan organisasi ini adalah untuk menghimpun potensi rakyat indonesia guna membantu Jepang dalam perang dengan melibatkan tokoh-tokoh Puternasionalis dari bangsa Indonesia. Sementara menurut Ir.Soekarno tujuan Putera adalah untuk membangun dan menghidupkan kembali segala sesuatu yang telah dihancurkan belanda. Dalam waktu singkat Putera mendapat dukungan dan simpati rakyat sehingga menimbulkan kekhawatiran pihak Jepang. Oleh karena dalam kenyataannya Putera dimanfaatkan oleh pemimpin-pemimpin Nasionalis untuk mempersiapkan ke arah kemerdekaan dari pada membantu Jepang dalam perang. Tahun 1944 Putera dinyatakan bubar oleh Jepang.
3.       Jawa Hokokai
Organisasi ini lahir di latarbelakangi oleh semakin menghebatnya perang Asia Pasifik, karena itu organisasi ini ditujukan untuk memacu semangat rakyat guna memberikan darma baktinya kepada pemerintah demi kemenangan Jepang dalam Perang. Kebaktian tersebut memuat 3 hal: 1. Mengorbankan diri,2.mempertebal persaudaraan dan 3. Melaksanakan sesuatu dengan bakti. Berbeda dengan organisasi-organisasi sebelumnya, organisasi ini langsung dipimpin Gunseikan, sedangkan Ir.Soekarno dan Hasyim Asy’ari diangkat menjadi penasehat. Organisasi ini memiliki alat organisasi mulai tingkat daerah propinsi (syu),daerah kabupaten (ku) bahkan sampai tingkat rukun tetangga ( gumi atau Tonari Gumi). Organisasi ini hanya berkembang di Jawa sementara di luar pulau Jawa tidak bisa berkembang.hal ini disebabkan karena banyaknya suku, adat istiadat dan bahasa sehingga tidak bisa memusat.
d.      Pergerakan Tenaga Rakyat
Kebijakan pemerintah dalam pergerakan tenaga rakyat ini seperti:
1.       Pengerahan Tenaga pemuda, diwujudkan dengan membentuk Barisan Pemuda Asia Raya( BPAR) dan San A Seinen Kutensho ( wadah latihan pemuda di bawah gerakan 3 A)
2.       Pembentukan organisasi-organisasi semi militer seperti : Seinendan, Keibodan, suisintai dan Fujinkai
3.       Pembentukan organisasi-organisasi militer seperti Heiho dan Peta
4.       Pengerahan tenaga Romusha
e.      Kebijakan ekonomi perang
Yang dimaksud kebijakan ekonomi perang adalah bahwa semua hasil ekonomi diperuntukan untuk menopang kegiatan perang yang sedang berkecambuk antara Jepang dan Sekutu. Perkebunan-Perkebunan yang menghasilkan tanaman yang laku dipasaran dunia seperti tebu, tembakau, teh dan kopi dihapuskan. Sebagai gantinya perkebunan tersebut ditanami tanaman yang diperlukan untuk kepentingan perang seperti tanaman pangan, pohon jarak, kina dan karet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar